Seharian ini aku disibukan dengan mengecek email, baik dari handphone atau via web browser di komputer, tujuannya untuk mengecek redeem voucher dari salah satu perusahaan gift voucher multi-nasional, karena kali ini gift voucher yang dikirimkan lebih banyak dari sebelumnya…

Tada.id, ya itu merupakan perusahaan multi-nasional penyedia voucher belanja secara online yang sekarang perusahaanku gunakan untuk memberikan reward/ bayaran terhadapku dan juga teman-teman lainnya yang tergabung di sebuah grup facebook, yang dikhususkan untuk kami berkumpul dan berbagi informasi terkait pekerjaanku saat ini.

Pekerjaan tersebut telah datang kembali setelah hampir 1 tahun proyek tersebut berhenti, “alhamdulilah” sahut ku. (pekerjaanku saat ini masih freelance dengan bayaran berupa voucher belanja dicampur dengan uang tunai, tujuannya untuk meminamilisir PPN dan Pajak penghasilan 😉 , nanti bakal aku jelaskan dimana dan tentang apa pekerjaan tersebut).


Entah ada yang salah dengan diriku selama ini atau tidak, karena setelah meninggalkan kebiasaan buruk yang baru aku sadari berdampak lumayan besar terhadap kehidupanku sebelumnya, perlahan keadaan-ku kembali normal, terutama rezeki kemabali mengalir, ya benar, perlu kalian tahu bahwa selama 1 tahun terakhir ini setelah kelulusan, aku tidak mendapatkan perkerjaan, begitu juga dengan perusahaan yang selama ini aku jadikan tumpuan sebagai freelance, tidak kujung memberikan proyek terbaru (padahal semenjak 2014, perusahaan tersebut secara massive memberikan proyek2 baru).

Sudah beberapa puluh, bahkan ratusan lamaran aku masukkan ke beberapa perusahaan dan beberapa lembaga keuangan, tapi semuanya nihil, padahal IPK dari hasil belajarku dahulu tidaklah terlalu buruk, dan masih masuk predikat memuaskan, institusi yang aku gunakan untuk menimba ilmu juga bukanlan institusi abal-abal, tapi takdir/ gusti Allah memberikan jawaban yang lain, jika memang belum rezekinya ya sampai kapanpun tidak bisa aku bekerja.

Semakin lama menganggur, semakin banyak tekanan dari berbagai pihak, khususnya dari keluarga besar papah, yang selalu mementingkan gengsi pekerjaan, disatu sisi itu merupakan hal wajar, karena rata-rata kelurga mengharapkan yang terbaik untuk anak-cucunya, namun disisi lain itu semakin membuat tekanan kepadaku, aku tak mungkin bisa menolaknya, jadi selama ini hanya mengelak dengan menjawab “belum rezkinya” dan beberapa kali aku kelepasan kontrol emosi, ya, aku sempat kelepasan dan membentak papahku, dan beberapa hal yang membuatku semakin menjauh dari gusti Allah (shalat menjadi malas dan sekedar menjawab panggilannya saja, shalat sunah tidak pernah, beberapa kewajiban hanya aku lakukan bila ada yang mengawasi, yang intinya setan sudah mulai menguasai diriku).

Ya.. aku punya kebiasaan yang cukup buruk, bahkan sudah terknal sejak kuliah dahulu, yaitu mengoleksi film dewasa, sempat tobat beberapa bulan, namun karena imanku yang lemah (sekarang juga masih lemah, tapi aku coba tahan hasrat mengoleksi tersebut) aku kembali mengoleksinya, dan semakin hari semakin parah, aku tidak menyesali perbuatan tersebut, karena sejauh yang aku baca, selama hal tersebut tidak menggangu kehidupan itu normal2 saja, mungkinsaat itu hatiku sudah lumayan tertutup.

Tapi akhir-akhir ini aku sadar, bahwa hal tersebutlah yang membuat kehidupan pribadiku lumayan hancur, emosi yang tidak terkontrol, gaya hidup berantakan, dan khususnya rezeki yang benar-benar seret (bayangkan saja, umur 24 tahun tapi masih meminta uang bulanan terhadap orang tua, itu benar2 memalukan menurutku, memang tidak besar, tapi seharusnya umur segini sudah pisah dari orang tua dan mulai meniti karir diluar sana).
Gara-gara hal itu juga aku semakin jauh dengan kehidupan sosial, aku jarang bersilahturahmi dengan teman-teman, bahkan malas karena aku fikir “ngapain ngumpul kalo cuman ngobrol ngalor ngidul”.

Tetapi gusti Allah masih sayang kepada hambanya, aku disentil dengan beberapa tulisan di kaskus (stories from the heart), aku seperti diingatkan jikalau selama ini aku sudah menyimpang cukup jauh dari jalannya, beberapa kali aku merenung, dan memang benar bahwa selama ini aku jauh dari penciptaku, alhamduliah, aku masih diingatkan sebelum aku lebih jauh kedalam jebakan setan, dan diingatkan sebelum ajal menjeput.

Bagi kalian yang sekarang membaca ini, aku hanya ingin meningatkan, bahwa seberat apapun kehidupan kalian, jangan lupakan sang pencipta, ceritalah kepadanya, dialah yang maha dari segalanya, karena hanya dari -Nya kita masih bisa bernafas hingga hari ini, masih diberikan nikmat yang melimpah, bukan hanya materi, namun nikmat lainnya yang mungkin selama ini kita lupakan 🙂

Jangan sekali-kali menyekutukannya, apalagi hingga men-tuhankan sesuatu selain-Nya, seberat atau sesulit apapun, jangan lupa kepadanya, karena hanya karena -Nya kita lahir didunia ini dan kitapun akan kembali kepadanya-Nya 🙂

Maaf kalo tulisan diatas seakan aku menasihati kalian yang mungkin lebih tua, tapi aku tidak ada niatan untuk menasihati, aku hanya ingin share yang aku fikirkan sekarang.

Fin.
Writen: 9-5-2017